Sanggahan Kadinkes Kab. Intan Jaya Terkait Aksi Demo Stafnya Tuntut Dirinya Mundur
NABIRE RadarPagiNews – Aksi demo para ASN yang berbuntut pengrusakkan Kantor Sementara Dinas Kesehatan Kab. Intan Jaya di Nabire. Senin siang (29/3/2021). Ternyata berbuntut panjang, setelah Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Intan Jaya Labuhan Hutabarat, AMKL, S.H, M.Kes melaporkan kejadian ini ke Mapolres Nabire.
Pasalnya selain kasus pengrusakkan, dirinya mengaku telah dikeroyok oleh sejumlah oknum ASN kurang lebih berjumlah 20 orang yang dalam keadaan dipengaruhi minuman keras.
Dalam wawancara via telepon, Selasa malam (30/3/2021), Kadis Labuhan Hutabarat membeberkan permasalahan sebelum kejadian yang terjadi pada hari Senin siang itu.
Diungkapkannya sang Sekertaris Agustinus Bagau (AB) SKM, M Epid melakukan tindakan criminal terhadap dirinya bukanlah yang pertama.
Saat dirinya baru menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan Intan Jaya selama dua bulan, yang bersangkutan sudah menekan dirinya sebagai pimpinan untuk mengikuti semua program di Dinkes Intan Jaya sesuai kemauan yang bersangkutan.
“Pada bulan Juli 2020, sempat dia berkelahi dengan saya di depan staf. Tetapi dilerai sama staf,”terangnya. Namun selang beberapa saat AB datang meminta maaf kepada dirinya dan telah dimaafkannya. Karena dirinya yakin sebagai atasan stafnya itu akan berubah.
Selanjutnya akhir tahun 2020 lalu ada beberapa kegiatan yang sebagai atasan. Dirinya mengaku malah anak buahnya ini memaksakan kehendak dan menyuruh melakukan apa yang dimauinya. Bukannya mau mengikuti kegiatan organisasi. Dalam hal ini harus dikawal sama pimpinan.
“Akibat tarik menarik itu. Akhirnya saya menghindar dari kantor, karena dia mempressure (menekan) saya. Dia harap semua dana kegiatan harus dibawah kendali dia,”ungkapnya.
Sebagai seorang atasan, tentunya hal ini ditolak. Karena dirinya adalah seorang pimpinan.
Labuhan mengungkapkan sejak Januari – Maret 2021 yang bersangkutan tidak pernah masuk kantor dan tidak pernah melaporkan kepada dirinya selaku pimpinan.
“Kami ada beberapa kali pertemuan tentang penanganan covid dan vaksinasi. Intan Jaya melakukan vaksinasi karena saya kawal. Kami Intan Jaya sudah melakukan vaksinasi ke masyarakat luas. Artinya dari pegawai, tenaga kesehatan sudah kami lakukan sejak tanggal 11 Februari di Nabire dan juga si Sugapa kami lakukan. Karena tenaga dari Sugapa saya sudah perintahkan untuk dilakukan pelatihan vaksinator. Hal ini juga sudah dilaporkan ke Dinas Kesehatan Provinsi Papua. Kami siap melakukan program pemerintah pusat,”paparnya.
Diungkapkannya dalam pertemuan itu Sekertarisnya AB tidak pernah muncul di kantor. “Boleh dikata selama bekerja yang bersangkutan jarang di kantor. Dan tiba – tiba terjadilah peristiwa tanggal 29 Maret hari Senin ini di Kantor Perwakilan Nabire,”tuturnya.
Dalam peristiwa itu masih menurut pengakuan Kadinkes Intan Jaya, Labuhan Hutabarat. Kejadian tersebut para pelaku yang nota bene adalah para stafnya sendiri masuk kedalam rumah dinasnya mengambil dua telepon selularnya serta membawa lari uang miliknya.
Lanjutnya sebelum aksi tersebut kantor yang juga merangkap rumah dinasnya itu telah dipantau sejak Pukul 05:00 WIT. Apakah ada ajudannya atau tidak. “Mereka pastikan kalau saya sendiri, mereka kemudian lompat pagar, masuk ke halaman rumah dan mendobrak serta memecahkan kaca,”jelasnya.
Kebetulan saat itu dirinya hendak mandi pagi untuk bersiap – siap ke kantor. Kejadian itu Labuhan Hutabarat dirinya yang masih mengenakan celana pendek diseret dan mengeluarkan kata – kata yang bernada kebcncian.
“Saya menjadi Kepala Dinas bukan karena kemauan saya. Melainkan dari Pak Bupati yang menanyakan kepada saya apakah bersedia tidak ditempatkan di Intan Jaya,”tuturnya.
Atas aksi pengeroyokan itu, dirinya mengaku juga sempat melawan dengan sesegera mengenakan baju. Dirinya mengaku para pegawai yang mengeroyoknya adalah jajaran staf yang loyal kepada dirinya. Namun karena pengaruh miras jadi dirinya sempat dipukul.
Lapor Ke Polres Nabire
Atas kejadian ini dirinya sudah melaporkan ke Polres Nabire. Namun diungkapkannya lagi sebenarnya ada scenario jahat dari para pelaku. Dimana dirinya hendak dibawa dengan menggunakan ambulance yang sudah disiapkan.
“Saya tidak mau dan saya minta kepada pemilik rumah untuk membawa saya ke Mapolres. Saya tidak mau ikut mobil itu. Akhirnya saya ikut dengan pemilik rumah dengan menggunakan sepeda motor ke Kantor Polres,”kisahnya.
Tak berhenti sampai disitu saja. Sekertarisnya AB mendatangi Kantor Mapolres dan dihadapan polisi mengatakan kalau kejadian ini sudah aman dan kepala dinas sudah diamankan ke Mapolres.
“Dia putar balik kalimat dan saya marah. Saya katakan ko (kamu) selamatkan saya dari mana. Saya datang disini atas kemauan saya. Karena saya merasa dirugikan. Dia jawab terserah bapak kalau mau ngomong begitu,”terangnya lagi.
Pada intinya Kadinkes Labuhan Hutabarat mengaku bersama Sekertarisnya sendiri sudah melakukan perang urat syaraf. Terkait posisi Kepala Dinas Kesehatan Intan Jaya.
“Saya katakan kalau memang tidak menyukai saya duduk di jabatan ini. Silahkan laporkan saya ke Pak Bupati dan Pak Sekda,”tuturnya seraya menambahkan dirinya akan legowo jikalau Bupati Intan Jaya harus menyerahkan jabatan tersebut ke Bupati.
Kadinkes Labuhan Hutabarat sendiri telah dilantik sejak tanggal 9 Maret 2020 sebagai Plt Kepala Dinas Kesehatan Kab. Intan Jaya.
Atas kasus ini dirinya sudah melaporkan kasus ini ke pihak yang berwajib. Termasuk Sekertaris Dinasnya AB juga ikut dilaporkannya. Karena dirinya menduga yang bersangkutan adalah dalang dari semuanya itu.
Setelah kejadian sempat dibawa ke rumah sakit karena menderita luka akibat pecahan kaca di kakinya. “Tetapi begitu saya laporkan ke Polres. Saya tunjukkan bahwa saya dalam posisi benar dan tidak akan undur satu langkah. Pulang dari Polres, saya bekerja seperti biasa. Datang ke kantor dan membayar seluruh hak – hak pegawai. Karena kebetulan pada saat kejadian ini para pegawai honorer kami lagi gajian. Saya layani semua. Namun rupanya hal ini tidak disukai dan seolah – olah ingin menciptakan image bahwa saya sebagai Kepala Dinas sudah tidak disukai para stafnya,”ucapnya.
Soal tuduhan kepada dirinya yang diduga melakukan korupsi dana covid sebesar Rp. 2,5 milyar. Menurutnya tuduhan itu tidak berdasar dan salah alamat.
Aksi Demo
Sebelumnya bertempat di Kelurahan Karang Mulia Jalan Kota Baru Kabupaten Nabire kantor sementara Dinas kesehatan Kabupaten Intan Jaya selain melakukan protes para staf juga merusak kantor sementara tersebut.
Informasi yang diterima redaksi, alasan pengrusakan kantor tersebut diketahui karena belum menerima hak-hal mereka.
Kadinkes Kabupaten Intan Jaya Labuhan Hutabarat, AMKL, S.H, M.Kes yang kebetulan berada di tempat sempat ditampar dan diseret keluar pagar oleh seluruh stafnya sendiri.
Mewakili seluruh staf dinas yang saat ini menjabat sebaga Sekertaria Dinas Kesehatan Intan Jaya, Agus Bagau kepada awak media meminta agar Bupati meninjau kembali SK pengangkatan sebab dinilai belum mampu mengakomodir seluruh bawahannya.
“Mewakili staf dinas Kesehatan, pak Bupati mohon tinjau kembali SK pemberian jabatan kepala Dinas sementara pak Labuhan Hutabarat. Memang kami merasa tidak ada koordinasi dan beliau tidak hadir sebagai leader untuk mengakomodir apalagi persoalan Intan Jaya yang begitu tajam,” pintanya.
Bagau juga menjelaskan sudah lama meninggalkan Intan Jaya akibat konflik antara OPM dan TNI-POLRI. Akibat konflik itu katanya analisis Dinas kesehatan sudah pasti terjadi kelaparan, sehingga Dinas semestinya telah siap dalam situasi apapun di daerah.
“Kami juga sudah lama meninggalkan pelayanan diatas apalagi adanya konflik sosial dan konflik berkepanjangan analisis kita sudah pasti akan terjadi kelaparan. Jadi kalau terjadi kelaparan masyarakat harus berkebun, suasana diatas harus baik dan kita juga harus bisa memberikan pelayanan,” beber Agus.
Lanjutnya hal mendasar seperti puskesmas pun tidak berjalan, sehingga, seluruh staf telah melakukan protes agar bisa di proses Bupati Intan Jaya dan digantikan dengan Kepala Dinas baru.
“Pelayanan dasar di puskesmas tidak jalan, pelayanan rujukan juga tidak jalan sehingga dengan demikian kegiatan ini bukan untuk meloloskan kepentingan seseorang tetapi untuk kepentingan kita bersama,” ungkapnya.
Untuk itu dirinya berharap ada perubahan, hadirkan seorang pemimpin yang bisa dapat memimpin mereka. “Untuk masalah Covid saya pikir mereka punya hak harus dibagi, karena mereka sudah bekerja tidak hanya disini saja tapi tim Covid di Intan Jaya juga diabaikan yang lain juga seperti itu,” tambahnya.
Dirinya juga menceritakan pengalamannya selama mengabdi dan persoalan Dinas kesehatan yang mereka alami saat ini.
“Saya ini sudah mengabdi selama 25 tahun di Intan Jaya, sehingga saya tau bagaimana caranya staf ini bekerja dan saya percaya mereka ini bisa bekerja tenaga kami sudah mampu yang menjadi persoalan hari ini adalah pemimpin tidak bisa menggerakkan bawahan. Semua bidang fungsinya tidak jalan, sehingga kita berharap ada perubahan jangan berasumsi Intan Jaya itu jahat ini dan itu kalau anak daerah maju tidak mungkin,” akunya.
Agus juga membeberkan Kepala Dinas yang sama sekali tidak memahami fungsinya dengan seorang pemimpin dinas kesehatan.
“Kepala Dinas ini sangat-sangat kasihan tidak mengerti sekali program pelayanan, semua bidang ini dia tidak mengerti, seperti kesaksian tadi dari bidang Keskep stanting ini dia tidak tahu stanting itu apa, itu program strategis program isu Nasional, karena stanting itu Intan Jaya masuk sebagai satu Kabupaten/Kota. Dan ini perhatian dari pusat itu ada dan harus jalan, tapi sama sekali tidak ada,” bebernya.
Dirinya juga sangat kesal dengan perlakuan kepala dinas yang menjadikan PMI tim kesehatan yang membuat fungsi mereka tidak ada.
“Masa pengungsian seperti sekarang ini fungsi kami sama sekali hilang, seolah PMI itu menjadi tim kesehatan, nah terus fungsi kami?, jadi kami susah sekali pecahkan persoalan,” kesalnya.
Diakhir dengan tegas Ia meminta agar kepala dinas segera diganti
“Yang kami minta cuma ganti kepala dinas itu saja, kepala dinas yang bisa mengakomodir kami semua,”pintanya.
Sementara Dokter Yustrawati menjelaskan bahwa sampai saat ini uang lelah mereka belum terbayarkan sejak September 2020 sampai saat ini.
“Saya lebih fokus ke diklat ya, karena saya dipercayakan penanggungjawab di Diklat (Nabire) sejak bulan 9 sampai Desember 2020. Jadi mereka keluar bulan 11 jadi laporannya saya serahkan bulan 11, saya tidak langsung ketemu bapak tapi saya sms bahwa laporan saya sudah serahkan,” jelasnya.
Dokter juga menceritakan bahwa disuruh mencari tahu perihal uang jerih payah mereka namun Ia mengaku hasilnya nihil hingga saat ini. Bahkan kepala Dinas tidak pernah memberikan uang lelah para staf sejak September-Desember 2020. “Tidak ada sampai sekaran,”selanya.
Dokter Yustrawati juga menjelaskan tugas mereka di Diklat Nabire mewakili Intan Jaya.
“Memang dalam tugasnya kami lebih kepada melayani orang yang kena Covid-19. Terlibat di Nabire dibawah naungan Dinas Kesehatan Intan Jaya, karena tenaga kesehatan yang di Nabire kewalahan, ada beberapa kali juga kami lakukan penyemprotan di dalam,” jelasnya.
Ironisnya kata Dokter seorang staf tidak berani pulang ke rumah karena istrinya sedang hamil takut tertular C-19 dari pasien.
“Sampai 1 staf saya tidak pulang ke rumah karena istrinya hamil dia takut, jadi saya rasa wajar kalau mereka minta dibayar uang lelah, memang saya sebagai ketua langsung mencari tahu uang itu ada tidak kepala dinas tidak pernah jelaskan. Intinya 11 orang belum terima uang lelah itu,” tutup dr Yustrawati.(Mina)


