“Nyanyi Sunyi Dalam Rantang” Sampaikan Pesan Antikorupsi Dari Timur Indonesia
JAYAPURA RadarPagiNews – Sukses memulai roadshow nasional di Yogyakarta, film “Nyanyi Sunyi dalam Rantang” karya Garin Nugroho melanjutkan perjalanannya ke Jayapura, Papua.
Kota ini menjadi lokasi kedua dalam rangkaian pemutaran film yang diinisiasi oleh Strategi Nasional Pencegahan Korupsi (Stranas PK) bekerja sama dengan GIZ sebagai mitra pembangunan yang telah lama mendampingi Papua dalam berbagai inisiatif reformasi tata kelola, termasuk di sektor sumber daya alam dan pelayanan publik.
Berkolaborasi dengan Direktorat Koordinasi dan Supervisi Wilayah V Komisi Pemberantasan Korupsi (Korsup Wilayah V KPK) dengan menghadirkan pejabat pemerintah daerah tingkat I dan tingkat II di Provinsi Papua.
Selain itu juga menjadi bagian dari pelaksanaan ACFEST Regional Indonesia Timur dari Direktorat Sosialisasi dan Kampanye Antikorupsi (Soskam), yang mengusung tajuk Papua Menonton.
Kehadiran Soskam dan Korsup Wilayah V dari KPK dalam kegiatan ini mempertegas kolaborasi lintas pendekatan, antara strategi kampanye budaya dan supervisi teknokratik kelembagaan. Selain pemutaran di bioskop, kegiatan roadshow ini juga mencakup talkshow di Radio RRI Jayapura, special screening dan diskusi kampus di UNCEN.
Alasan Dipilihnya Jayapura
Dipilihnya Jayapura sebagai kota pertama di luar Pulau Jawa merupakan simbol komitmen untuk menjangkau wilayah-wilayah yang selama ini berada di pinggiran narasi kebijakan nasional. Papua bukan hanya lokasi geografis, tetapi juga ruang penting bagi pembaruan tata kelola yang lebih adil dan partisipatif.
Pemutaran film yang mengangkat kisah nyata perjuangan warga menghadapi ketidakadilan struktural akibat praktik korupsi ini juga mengundang civitas akedemika di Jayapura dan Forum Penggerak Anti Korupsi Papua/ FORPAK.
Peserta juga dihadiri aktivis lokal dan komunitas film Papua serta media. Film “Nyanyi Sunyi dalam Rantang” terinspirasi dari empat kasus nyata, dan menampilkan sosok Puspa (Della Dartyan), seorang perempuan yang memilih melawan ketika keadilan tidak berpihak pada mereka yang lemah.
Dengan gaya cerita khas Garin Nugroho, film ini menekankan bahwa korupsi bukan sekadar pelanggaran hukum, tetapi juga pelanggaran terhadap kemanusiaan dan kehidupan masyarakat.
“Papua adalah suara yang perlu didengar. Bukan sebagai objek pembangunan, tapi sebagai penggerak perubahan. Melalui film ini, kami ingin menunjukkan bahwa perjuangan melawan korupsi bukan hanya urusan Jakarta, tapi juga bagian dari denyut nadi Papua,” ujar Sari Angraeni, Koordinator Harian Stranas PK.Roadshow film “Nyanyi Sunyi dalam Rantang” akan berlanjut ke kota-kota strategis lain seperti Pekanbaru dan Balikpapan, sebagai bagian dari rangkaian Aksi Pencegahan Korupsi 2025–2026.
Film ini bukan hanya produk budaya, tetapi alat pendidikan publik untuk menyuarakan nilai integritas dan membangun ekosistem antikorupsi yang berkelanjutan. Strategi Nasional Pencegahan Korupsi (Stranas PK) diberi mandat oleh Peraturan Presiden Nomor 54/2018 yang memuat fokus dan sasaran pencegahan korupsi agar dapat dilaksanakan dengan lebih terfokus, terukur dan berdampak.
Terdapat total 114 instansi pelaksana aksi yang terdiri dari 60 kementerian & Lembaga, 34 Pemerintah Provinsi dan 20 Pemerintah Kabupaten/Kota yang diberi mandat melaksanakan 3 Fokus seperti diamanatkan dalam Perpres 54 Tahun 2018 (Perizinan dan Tata Niaga, Keuangan Negara, Penegakan Hukum dan Reformasi Birokrasi) kedalam 15 Aksi Pencegahan Korupsi / Aksi PK 2023 – 2024. (rilis)
