Kodam Cenderawasih Libatkan Semua Komponen Cari Pilot Susi Air
Caption : Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Izak Pangemanan saat mencium Pataka, ketika menginjakkan kaki di Makodam XVII Cenderawasih (foto : Ist/Jessy)
JAYAPURA RadarPagiNews – Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Izak Pangemanan menjelaskan penanganan dan pencaharian keberadaan Pilot Susi Air Philips Mark Methrtens (37) yang sampai saat ini masih disandera kelompok KKB Pimpinan Egianus Kogoya di wilayah Nduga Provinsi Papua Pegunungan masih sedang berjalan. Pilot Susi Air disandera sejak tanggal 28 Februari lalu setelah pesawatnya dibakar. Nyaris tiga bulan lamamya pilot asal Selandia Baru itu disandera di belantara Hutan Papua.
“Kita tidak menghendaki ada pertumpahan darah disini (Papua-red). Karena satu tetes darah itu akan membakar permasalahan yang sangat banyak. Sehingga kita akan tetap mengedepankan komunikasi yang baik,”terangnya saat dicegat wartawan usai Serah Terima Pasukan di Makodam XVII Cenderawasih. Kamis (25/5/2023).
Dikatakannya pembebasan pilot tentunya akan terus diupayakan sembari berharap dari kejadian ini bersama – sama akan banyak belajar. Termasuk masyarakat Papua. Khususnya mereka yang melakukan penyanderaan ini. Agar banyak belajar.
“Apalagi kita melakukan suatu tindakan yang menimbulkan kerugian bagi banyak orang,”ucapnya.
Disinggung apakah proses pembebasan pilot Susi Air akan diikutkan juga para Tokoh Agama. Jenderal berbintang dua ini menegaskan semua pihak akan dilibatkan.
“Jadi permasalahan di Papua ini melibatkan semua komponen yang ada disini. Forkompimda, masyarakat semua kita libatkan. Karena apapun permasalahan di Papua ini menjadi permasalahan kita bersama,”terangnya.
Diakuinya saat ini ada aktifitas masyarakat yang mengganggu keamamam. Tetapi dirinya menekankan,ketika kita menanam padi dalam satu lahan, yang tumbuh bukan hanya padi. Tapi ada juga alang – alang. Namun bukan berarti satu lahan itu harus ditebang semua. Alang – alangnya yang dibersihkan.
“Dalam hal ini, mereka ini adalah anak – anak kita yang mungkin mereka belum mengerti, kita kasih pengertian. Yang mungkin mereka belum paham, kita kasih pemahaman. Sehingga semua apa yang sudah diprogramkan oleh pemerintah bisa berjalan di tanah Papua,”harapnya.
Selain itu juga peran TNI adalah menjembatani antara dua pemikiran yang berantem. Yaitu NKRI dan OPM. Disitulah pihaknya akan menggunakan jembatan yang dulu semasa dirinya menjabat sebagai Danrem 172/PWY disampaikan untuk kenali masyarakatmu dengan permasalahannya.
“Datangi liat permasalahan itu. Kenapa terjadi. Layani, berikan solusi. Ini yang akam kita terus lakukan,”janjinya.
Kedua Kodam XVII Cenderawasih menjadi mediator. Apabila ada masyarakat yang punya kesulitan. Pihaknya siap untuk menjadi mediator. Untuk menyampaikam kepada stakeholder terkait.
Kesemuanya mengacu pada dasar hukum dalam penanganan masalah di Papua. Sebab daerah ini bukanlah daerah rawan.
“Daerah ini daerah aman. Kalaupun ada beberapa daerah yang terjadi permasalahan itu tidak semua Papua. Hanya beberapa daerah yang kecil dan butuh penanganan kita yang lebih baik,”ucapnya.
Masalah Papua Adalah Permasalahan Bangsa
Soal strategi usai ditunjuk sebagai orang nomor satu di Kodam XVII Cenderawasih, dirinya akan mengacu pada strategi yang sudah dibuat oleh negara. Baik itu mulai dari UU Otsus No.21 tahun 2001 yang sudah diubah. Kemudian UU No. 2 akan berangkat dari situ.
Kemudian juga ada Keppres No.20 dan Inpres No. 9 serta Inpres No.1. Ada juga PP No.106 – 107 akan dijadikan dasar untuk melanjutkan penanganan masalah Papua yang sebelumnya juga sudah dilakukan oleh Mayjen TNI M Saleh Mustafa .
” Kita berharap disini masyarakat Papua bisa mengambil bagian didalam penanganan masalah ini,”harapnya.
Saat dirinya tidak berharap ada jurang pemisah. Ada yang mengatakan NKRI dan ada yang mengatakan OPM.
” Itu tidak ada. Mari kita bicara bagaimana Papua kedepan lebih baik. Bagaimana masyarakat Papua bisa menikmati berkat – berkat yang sudah dicurahkan dari Tuhan. Di tanah yang diberkati ini,”kata dia.
Selain itu masyarakat juga bisa meningkat kapasitasnya, kompetensinya untuk semakin mampu mengambil bagian didalam penanganan masalah Papua.
Dimana ada ruang partisipasi yang sudah diberikan pemerintah dimanfaatkan oleh seluruh lapisan masyarakat agar penanganan masalah yang ada di tanah ini dapat dilakukan bersama.
“Karena sesungguhnya permasalahan – permasalahan Papua adalah permasalaham bangsa. Bukan permasalahan TNI dan juga bukan permasalahan masyarakat Papua sendiri,”tekannya.
Lanjutnya permasalahan ini tidak akan selesai apabila masyarakat tidak mengambil bagian di dalam penanganannya.
Oleh karena itu Kodam Cenderawasih akan terus memacu partisipasi masyarakat untuk mengambil bagian dalam penanganan masalah ini.
“Kita berharap juga semua potensi yang sudah dibangun oleh pemerintah. Potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan semua potensi yang ada bisa kita berdayakan bersama demi masa depan masyarakat Papua yang lebih baik,”pungkasnya. (Mina)