Gerbang Natal 2023 : Jayapura, Kota Penuh Harmoni dan Toleransi Beragama
JAYAPURA RadarPagiNews – Ribuan warga Kota Jayapura yang datang dari berbagai suku, agama dan golongan. Jumat sore (1/12/2023) tumpah ruah di seputaran jantung Kota Jayapura. Mulai dari Jln Irian – Jln Ahmad Yani – Jln Percetakan.
Sore itu Pemerintah Kota Jayapura melakukan pencanangan “Gerbang Natal” tahun 2023, dimana umat Kristiani telah memasuki masa adven atau masa penantian menyambut Kelahiran Yesus Kristus, Sang Juru Selamat.
Diawali dengan long march dengan titik start dari Kantor Gubernur Dok II Jayapura dan berakhir di Taman Imbi. Para peserta long march, yang bukan hanya umat Kristen saja. Tetapi juga mereka yang beragama lain. Semuanya kompak mengenakan asesoris Natal.
Iring – iringan anggota marching band dari SMA Negeri 4 Jayapura yang mayoritas para siswa yang mengenakan jilbab ini, dengan lancar membawakan lagu Felis Navidad. Tak lupa juga mereka mengenakan asesoris bandana natal, topi santa claus dan bahkan sang conductor yang mengenakan jilbab bajunya bernuansa Santa Claus.
Tak hanya itu saja, marching band dari Madrasah Tsanawiyah – Koya Barat juga ikut ambil bagian mengawal para peserta long march yang terdiri dari para Paguyuban suku – suku di tanah air yang berdomisili di Port Numbay serta Forum FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama).
Saat tiba di Taman Imbi, dimotori Pj Walikota Jayapura bersama seluruh Forkompimda dan warga kota kompak bergoyang Yospan dengan lagu Puji – Pujian Rohani.
Mengawali sambutannya Frans Pekey selaku Pj Walikota Jayapura menjelaskan Pencanangan Gerbang Natal ini membuka seluruh rangkaian kegiatan perayaan menyongsong Natal dan Tahun Baru 2024.
“Gerbang Natal ialah pintu membuka rangkaian kegiatan dalam merayakan hari raya Natal,”kata dia.
Tak Langsung Berpindah Agama
Dengan nuansa merah -merah aksesoris Natal menembus perbedaan yang dibingkai dalam semangat perbedaan suku, Budaya dan Agama, masyarakat Kota Jayapura.
“Kita saksikan anak -anak generasi dengan semua aksesoris Natal pakai jilbab mengunakan aksesoris Natal. Ini menunjukkan kebersamaan toleransi harmonis. Aksesoris Natal tidak akan memindahkan agama Islam ke Kristen. Begitu juga sebaliknya saat kaum Nasrani ikut merayakan Idul Fitri juga tak membuat mereka berpindah ke Islam. Tapi ini menunjukan kebersamaan, wujud persatuan dan toleransi begitu juga sebaliknya,”tegasnya.
Kebersamaan yang ditunjukkan oleh masyarakat Kota Jayapura di Gerbang Natal ini juga kata Frans Pekey secara langsung menepis issue yang beredar selama ini membawa nama agama.
“Kebersamaan kita hari ini (Jumat) juga ingin kita sampaikan untuk menepis semua masalah yang beredar dengan membawa masalah agama dari negara lain,”tukasnya.
Ini menunjukkan kepada dunia bahwa kota Jayapura adalah kota yang penuh Harmoni dan toleransi beragama.
“Kita hari ini, kita ingin menyatakan untuk menepis semua isu yang beredar dengan membawa-bawa masalah agama dari negara atau daerah lain. Seperti persoalan Israel dan Palestina. Karena itu bukan bicara mengenai perang agama. Namun itu adalah lebih kepada perbedaan konflik wilayah territorial. Itu bukan masalah agama antara Islam dan Kristen, melainkan wilayah perebutan lokasi yang saling berebutan,”tukasnya.
Pada kesempatan itu dirinya meminta kepada semua para tokoh agama, tokoh masyarakat agar terus menjaga hubungan toleransi antar umat beragama. “Masyarakat Kota Jayapura untuk jangan mudah terprovokasi. Kota Jayapura sudah mendapatkan penghargaan dari Menteri Agama sebagai kota yang harmoni dalam keberagaman umat beragama,”ucapnya.
Situasi Kota Jayapura
Sementara itu Kapolresta Jayapura Kombes Pol Viktor D Mackbon dalam pesan Kamtibmasnya mengatakan selaku Kapolresta bersama Dandim 1701 Jayapura dirinya mengucapkan terima kasih. Karena situasi Kota Jayapura bisa aman dan kondusif.
“Tentunya situasi aman dan kondisi itu tidak tiba-tiba turun dari langit atau tiba-tiba ada. Tetapi semua berkat kreativitas dan berkat tugas Polisi bersama TNI dan warga dan seperti yang kita lihat kota kita masih aman,”tuturnya.
Pasalnya kalau dilihat di daerah lain mungkin tidak bisa merasakan bagaimana sukacita dan juga dan bisa merasakan namanya hidup berdampingan antar agama, Suku yang berbeda-beda.
“Tetapi luar biasa sore hari ini seperti yang disampaikan Pak Walikota ini mencerminkan bahwa kota kita ini bukan hal sembarang. Berkat inisiasi dari Walikota Jayapura ini bisa terjadi. Karena semua warga perangkat yang ada di kota Jayapura ini sepakat untuk menciptakan situasi aman dan kondusif,”tuturnya.
Hal ini menjadi kebutuhan yang paling utama dengan menimbulkan rasa aman. Walau saat ini dihadapi dengan situasi dan kondisi yang secara global baik nasional maupun internasional terkait dengan kehidupan beragama, kehidupan bersosial. (Redaksi)