Banyak Terobosan Dilakukan Pj Gubernur Papua Pegunungan, RHP : Ini Luar Biasa
JAYAPURA RadarPagiNews – Mantan Bupati Mamberamo Tengah Ricky Ham Pagawak yang kini tengah menjalani proses hukuman di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Makassar, memberikan pendapatnya terkait kepemimpinan Penjabat Gubernur Papua Pegunungan Velix F Wanggai, yang baru memimpin beberapa bulan.
Dalam pembicaraan bersama redaksi, Minggu (19/5/2024) melalui sambungan telepon wartel Lapas. RHP sapaan akrabnya atas nama pribadi dan juga sebagai anak adat dari Kawasan Pegunungan Papua mengaku sangat kaget dan heran. Tetapi juga memberikan apresiasi yang luar biasa untuk Velix Wanggai.
“Ternyata ada anak Papua asal Saireri yang tau adat, lebih daripada kami anak – anak Gunung. Ini menurut penilaian pribadi saya. Tetapi ini sebagai anak yang dilahirkan dari darah mama dan bapa asli dari Pegunungan Papua,”tuturnya.
Pasalnya baru beberapa bulan yang bersangkutan ditugaskan. Ada satu terobosan yang dilihatnya. Terutama bidang keagamaan, usai dilantik dan tiba di Wamena ibukota Provinsi Papua Pegunungan. Velix memanggil semua pimpinan gereja.
“Dia duduk bersama, berbicara, meminta masukkan dan saran untuk bagaimana dia memimpin jalannya roda pemerintahan. Jadi pertama yang dia ketemu itu Tuhan. Karena bertemu dengan para tokoh gereja. Ini yang sangat luar biasa,”pujinya.
Kedua masuk secara adat. Sebenarnya sosok Velix berasal dari Saireri, tetapi luar biasa. Salah satu contoh yang membuat dirinya tidak habis pikir sampai hari ini.
Sebagai anak gunung yang pernah menjabat dua periode, menjadi bupati. Ada satu contoh.
“Saya tidak tau dimana kejadian dan tempatnya. Tetapi dalam video itu saya lihat saat abang Pj Gubernur lewat. Dia (Velix-red) melihat ada mama – mama sedang duduk mencuci hipere di pinggir kali. Abang ini dengan istri turun dan langsung pegang ubi/hipere dan bersama mama – mama ikut mencuci. Bang Velix juga lipat lengan baju dan turun bersama ikut mencuci hipere,”ceritanya menggebu – gebu.
“Ini jujur, dalam sudut orang Lani, ini sudah lewat batas dan saya yang dilahirkan di Suku Lani dan juga orang gunung. Waktu kecil pernah lihat mama saya gali ubi di kebun dan cuci. Tetapi saya tidak pernah membantu,”akunya.
Menurutnya hal ini, sudah luar biasa secara budaya. Selain itu juga secara budaya, dia merangkul anak – anak kecil, masuk ke pasar, melihat mama – mama, memeluk mereka dan mengajak foto bersama.
Apalagi dari sisi agama, yang bersangkutan bukan orang Kristen. Demikian juga dengan istrinya yang mengenakan jilbab. Tetapi menyapa memilih mama – mama dari suku Dani yang ada di Pegunungan ikut turun langsung tanpa ada sekat. Menurutnya patut diacungi jempol. Ini yang tidak pernah dibayangkannya selama ini.
Bidang Pemerintahan juga sangat luar biasa. Saat pelantikan Pejabat Eselon II semua diisi oleh para putra/i asli Papua. “Itu luar biasa,”imbuhnya lagi.
Anak Papua Yang Tau Adat
Bidang politik, satu – satunya Penjabat gubernur/bupati yang juga diantaranya ada anak – anak Papua. Velix Wanggai yang luar biasa. Punya hati, punya jiwa dan dalam hidupnya dia merasa dia seorang anak Papua.
Walaupun saat ini berada di dalam penjara yang jauh dari tanah kelahirannya di Papua. Namun dirinya sering memantau perkembangan di daerah asalnya.
“Saya ada di dalam penjara. Tetapi saya punya keluarga masih banyak. Saya punya saudara – saudara masih banyak. Atas nama orang Lani saya berikan apresiasi. Kalau Velix layak dibilang anak Saireri, anak Papua yang tau adat,”ucapnya tulus.
Semasa pemerintahan dipimpin Alm Lukas Enembe, Alm Klemen Tinal menjadi gubernur dan wakil gubernur. Yunus Wonda pernah beberapa periode menjabat sebagai Ketua DPR Papua, Timotius Murib pernah menjabat Ketua MRP.
“Ini anak – anak gunung semua dan beberapa bupati dua periode yang sudah selesai masa jabatannya. Dan juga ada adik – adik yang menjadi Pj Bupati. Tidak pernah berbuat seperti apa yang hari ini dilakukan oleh seorang Velix Wanggai,”bilangnya.
Untuk itu atas nama leluhur, atas nama tua – tua adat yang ada di Pegunungan Tengah Papua. “Atas nama mereka saya ingin sampaikan terima kasih. Tuhan berkati abang bersama keluarga. Karena hatimu, hati yang mulia. Hati yang sebenarnya anak – anak Papua inginkan,”tuturnya.
Dari Jauh Tapi Ikut Perkembangan di Papua
Sering dirinya mengikuti perkembangan berita di televisi dan lainnya. Termasuk ada keluarga yang datang membesuk dan bercerita. Baru beberapa bulan menjabat, tetapi sudah melakukan hal yang luar biasa.
“Ini kalau Abang Velix, Tuhan percayakan menjadi Gubernur atau Wakil Gubernur atau jabatan Sekda. Saya tidak tau. Ini Pegunungan Tengah Papua dan yang paling terakhir, sejak Velix masuk. Hari ini di Wamena dingin. Saya dari jauh, tapi hanya dengar – dengar saja. Dingin dalam segala hal,”ungkapnya.
Sekali lagi terima kasih untuk Abang Velix Wanggai. Engkau Tuhan siapkan untuk menjadi pemimpin. Hanya dalam beberapa bulan, tetapi apa yang abang buat, akan dikenang orang – orang gunung yang ada saat ini.
“Dari saya di Lapas Makassar. Saat ini kami ada 20 anak Papua yang ada disini. Kami sering ikuti dan kami sering duduk bersama berbicara dan membahas hal ini. Karena ini hal aneh bagi saya. Karena banyak anak – anak Papua yang lain pimpin pegunungan. Tetapi tidak pernah mereka buat seperti yang saat ini dikerjakan oleh Abang Velix. Saya tidak pernah lihat. Mungkin sembunyi – sembunyi ada. Tetapi itu juga saya tidak pernah lihat seperti yang Abang Velix lakukan,”bebernya.
Terakhir sebelum mengakhiri pembicaraan, Ricky Ham Pagawak berpesan bagi abang – abang yang kedepannya akan Tuhan percayakan menjadi Gubernur. Sebagai orang gunung tentu mengetahui. Orang yang bekerja seperti ini, pantas diberikan penghargaan. Mungkin kalau tidak bisa Wakil Gubernur. Posisi Sekertaris Daerah (Sekda), percayakan kepadanya.
“Dia lebih cocok seperti itu. Ini pikiran saya pribadi. Saya tidak mengatasnamakan siapa – siapa. Tetapi ini pemikiran pribadi saya, Ricky Ham Pagawak, mantan bupati dua periode yang juga pernah menjadi Ketua Asosiasi Bupati se Pegunungan Papua. Salut, hormat, bangga dan juga berterima kasih kepada Abang Velix Wanggai. Bersama keluarga Tuhan Yesus memberkati saudara. Wa…wa…,”pungkasnya.(Odeodata H Julia)