Belajar Dari Kegagalan, LP3K Gelar Pelatihan Nyanyian Gregorian dan Lagu Etnik Papua
JAYAPURA RadarPagiNews – Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesta Paduan Suara Gerejani (LP3K) Provinsi Papua menggelar pelatihan Nyanyian Gregorian dan Lagu Etnik Papua. Kegiatan ini berlangsung dari tanggal 5 – 8 Januari 2025 di Hotel Aston Jayapura.
Pelatihan ini sebagai salah satu upaya meningkatkan kualitas musik liturgi dan merawat kekayaan budaya local. Selain itu juga
Hal ini lahir dari refleksi atas penyelenggaraan Pesta Paduan Suara Gerejani (PESPARANI) III di Jakarta pada tahun 2023 lalu.
Saat itu khusus Provinsi Papua tidak ada kelompok paduan suara Gregorian dari Papua yang berhasil meraih medali emas. Selain itu, kontingen Papua juga gagal menampilkan musik etnik sebagai eksebisi, karena kurangnya persiapan dan komunikasi yang memadai dengan panitia pusat.
Ketua Panitia, Gabriel Klau Bria, mengatakan pelatihan ini bertujuan agar peserta mampu menyanyikan lagu Gregorian dengan baik dan memahami inkulturasi lagu etnik Papua ke dalam liturgi gereja.

Setidaknya ada dua agenda utama yakni Pelatihan Nyanyian Gregorian dan Seminar Lagu Etnik Papua. Dimana tujuannya adalah meningkatkan pemahaman dan ketrampilan peserta dalam menyanyikan lagu Gregorian serta memperkenalkan hubungan budaya dengan lagu etnik Papua.
Selain itu juga mengembangkan pola lagu etnik Papua dan merancang inkulturasi dalam liturgi gereja.
“Hasil yang diharapkan adalah peserta mampu menyusun pola lagu etnik Papua dan mengaplikasikannya dalam perayaan liturgi,”urainya.
Kegiatan yang berlangsung selama empat hari dengan pembagian jadwal yakni pertama Pelatihan Nyanyian Gregorian (5–7 Januari 2025) – Narasumber : Allesandro Andriano Egbertus Pinangkaan dan Seminar Lagu Etnik Papua (8 Januari 2025) – Narasumber: Septina Rosalina Layan dan Abdon Bisei –
Materi : Hubungan budaya dan lagu etnik, pola lagu etnik, serta inkulturasi lagu etnik dalam liturgi.
Dalam sambutannya, Ketua Umum LP3K Papua, Elpius Hugi, menegaskan pentingnya pelatihan ini sebagai wujud implementasi dokumen Gereja Katolik, Sacrosanctum Concilium.
Dimana menegaskan musik liturgi adalah bagian integral dari liturgi. Elpius juga menyoroti pentingnya mengintegrasikan unsur budaya lokal ke dalam liturgi untuk menciptakan harmoni antara iman dan budaya.
“Melalui pelatihan ini, kami berharap peserta dapat menguasai keterampilan teknis, memahami makna spiritual nyanyian liturgi, serta mencintai budaya kita sendiri. Semoga hasil pelatihan ini dapat memperkaya perayaan liturgi di seluruh Papua,”harapnya.
Pelatihan ini diikuti oleh 70 peserta yang terdiri dari pengurus LP3K Provinsi Papua serta pengurus dari tujuh kota dan kabupaten se-Provinsi Papua.
Kegiatan ini diharapkan mampu menciptakan sinergi antara tradisi universal Gereja Katolik dan budaya lokal Papua, memperkaya pengalaman iman, serta memperkokoh kebersamaan dalam keberagaman.
Dengan semangat dan antusiasme yang tinggi, pelatihan ini diharapkan memberikan dampak nyata bagi musik liturgi di Papua. (tim media)
